FILSAFAT
PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH:
Tinjauan
Historis dan Praksis
Mohamad
Ali dan Marpuji Ali
Dosen
Al Islam & Kemuhammadiyahan UMS
PENDAHULUAN
Prof. M. Yunan Yusuf,
Ketua Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Muhammadiyah Pusat
periode 2000-2005, acapkali melontarkan wacana "Robohnya Sekolah
Muhammadiyah" untuk menggambarkan betapa rendahnya rata-rata kualitas dan
mutu sekolah yang diselenggarakan Muhammadiyah. Kritisi atas pendidikan
Muhammadiyah juga muncul berkenaan dengan belum tercerminnya nilai-nilai Islam
dalam perilaku warga sekolah, belum berhasil menekan ongkos pendidikan sampai
ke batas termurah, belum sanggup menciptakan kultur islami yang representatif,
telah kehilangan identitasnya, dan lebih kooperatif dengan kelompok penekan. Berbagai
kritik tersebut tidak cukup dijawab hanya dengan perombakan kurikulum,
peningkatan gaji guru, pembangunan gedung sekolah ataupun pengucuran dana.
Untuk menyahuti dan menuntaskan problem-problem itu harus ada keberanian untuk
membongkar akar permasalahan yang sesungguhnya, yaitu karena belum tersedianya
orientasi filosofi pendidikan Muhammadiyah dan teori-teori pendidikan modern
dan islami. Karena adakalanya keterbelakangan sektor kependidikan suatu bangsa
atau suatu umat disebabkan tidak terutama oleh keterbelakangan infrastruktur
yang mendukungnya tetapi oleh perangkat konsep yang mendasarinya.